Ade22News ___TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANYA___
Home » » Artha Graha Pesimistis Tiang Pancang Jembatan Selat Sunda Dimulai 2014

Artha Graha Pesimistis Tiang Pancang Jembatan Selat Sunda Dimulai 2014

Ditulis Oleh adeNEWS Pada Hari Tuesday 7 May 2013 | 02:18

Pihak Artha Graha Network selaku pemrakarsa proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) pesimistis mega proyek triliunan rupiah tersebut bisa dimulai tahun depan.

Pro kontra soal pembiayaan studi di internal pemerintah telah menghilangkan kesempatan emas proyek tersebut.

"Golden momentum yang telah terbentuk pada tahun 2012 untuk dapat memulai pembangunan KSISS/JSS di tahun 2014 sudah lewat, sehingga tiang pancang JSS sangat sulit dilakukan pada tahun 2014," kata Direktur Artha Graha Network Wisnu Tjandra kepada detikFinance, Selasa (7/6/2013)

Menurutnya sesuai Perpres nomor 86/2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda (KSISS), penyusunan Feasibility Study KSISS/JSS diperlukan serangkaian tahapan administratif, teknis dan non-teknis termasuk adanya komitmen pembiayaan pembangunan JSS sampai dengan proyek KSISS/JSS dinyatakan layak (feasible) dan bankable

"Kesemua tahapan tersebut mengakibatkan sangat sulitnya groundbreaking pembangunan JSS dilakukan tahun 2014," tegas Wisnu. 

Wisnu merinci tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk kembali melaksanakan pembangunan KSISS/JSS tersebut cukup panjang, yaitu antaralain:

1. Masalah Non Teknis

Menurutnya perlu dilakukan restart atas kristalisasi 'energi' nasional dan internasional yang sudah terbentuk pada pertengahan tahun 2012.

Pelaksanaan restart ini akan memerlukan waktu berbulan-bulan, diantaranya perlu dilakukan roadshow oleh Pemerintah ke beberapa negara yang pada tahun 2012 telah menyampaikan komitmen dan dukungan untuk bersama dengan pihak Pemrakarsa Proyek KSISS/JSS melaksanakan tahapan pembangunan KSISS/JSS.

Pemerintah perlu meyakinkan kembali negara-negara tersebut mengenai tahapan dan komitmen pembangunan KSISS/JSS. 

2. Masalah Teknis

Wisnu menuturkan diperlukan Studi Kelayakan (feasibility study) KSISS/JSS sampai dengan design JSS di-approved oleh AAA rating Consultant dan AAA rating Insurance yang menjamin project completion.

"Andaikata semua tahapan ini dilakukan super-kilat tanpa ada handicap sedikitpun, akan memerlukan waktu sedikitnya 18 bulan bekerja non stop, dengan minimal 18 jam sehari tanpa hari libur, dan adanya dedicated team dari Instransi terkait di pemerintah yang bekerja bersama Pemrakarsa," katanya.

3. Masalah Pembiayaan 

Ia menuturkan andaikata proses Feasibility Study Tehnis tersebut akan di-pararel dengan pembuatan Financial & Economic Feasibility Study sampai dengan adanya komitmen pendanaan/pembiayaan dalam bentuk Letter of Intent maka keseluruhan proses 1, 2, dan 3 tersebut paling cepat memerlukan waktu sekitar 26 bulan. 

"Sebagai catatan beradasarkan Perpres nomor 86/2011, jangka waktu bagi penyusunan Feasiblity Study KSISS/JSS adalah 24 bulan sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama antara Pemrakarsa Proyek dengan Badan Pelaksana KSISS/JSS)," ujar Wisnu.

4. Tender Proyek

Setelah Feasibility Study selesai dengan hasil feasible serta adanya komitmen pembiayaan, maka tahap selanjutnya akan dilakukan proses tender oleh Pemerintah, yang kemungkinan paling cepat memerlukan waktu 6 bulan.

5. Tahapan Perjanjian Kerjasama

Dengan demikian maka keseluruhan proses pembuatan Feasibility Study sampai bankable dan proses tender memerlukan waktu minimal 32 bulan sejak proyek tersebut dinyatakan definitif berjalan lagi dan setelah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Pemrakarsa dengan Badan Pelaksana KSISS/JSS.

6. Tahapan Tiang Pancang


Setelah semua proses di atas dilalui dengan baik, maka kemudian baru dapat dilakukan groundbreaking yang langsung dilanjutkan dengan pembangunan fisik KSISS/JSS.

"Bahwa Proyek Pembangunan KSSIS/JSS adalah bukan dan belum jadi proyek Artha Graha Network, mengingat masih adanya proses tender yang akan dilakukan Pemerintah setelah selesai Studi Kelayakan KSISS/JSS. Proyek KSISS/JSS harus dibangun oleh siapapun pihak pelaksana/bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan dan dipercaya penuh oleh Pemerintah," jelas Wisnu.

Sebelumnya ketika Menteri Keuangan dijabat Agus Martowardojo sempat mengusulkan revisi Perpres No 86 Tahun 2011 tentang KSISS. Agus satu-satunya menteri yang menolak feasibility study (FS) dikerjakan oleh swasta dalam hal ini pemrakarsa JSS. Agus ngotot agar studi JSS dilakukan pemerintah melalui APBN, setelah itu ditender ke swasta.

Dalam perkembanganya usulan itu menuai perdebatan karena bakal mengancam kiprah pemrakarsa (pemda Lampung-Banten dan Artha Graha) untuk menyiapkan proyek JSS termasuk studi kelayakan dan basic design.

Masalah ini dibahas di kantor menko, yang kemudian dibentuk tim 7 sebagai tim inti yang membahas perbaikan maupun rekomendasi terkait persiapan pembangunan JSS.

Sejak Juli tahun lalu sejatinya masalah ini sudah ada keputusan namun hingga kini sudah hampir satu tahun belum ada hasil. Jembatan Selat Sunda ditargetkan mulai groundbreaking tahun 2014. Proyek jembatan sepanjang 29 km itu rencananya akan menelan dana sedikitnya Rp 100 triliun.
Copy Berita ini KE :

Post a Comment