Dugaan malapraktik yang dilakukan dokter Rumah Sakit Harapan Bunda
dengan menggunting dua ruas jari telunjuk bayi atas nama Edwin Timothy
Sihombing (2,5 bulan) kian kuat. Orangtua bayi itu menganggap proses
pemotongan tidak sesuai prosedur.
Romauli Manurung (28), sang ibu, menuturkan, prosedur paling signifikan
yang tidak dijalankan rumah sakit adalah tidak memberitahukan terlebih
dahulu kepada orangtua jika jari sang bayi akan dipotong. Terlebih,
proses amputasi dilakukan dokter di luar ruang operasi dan tanpa obat
bius.
"Tanggal 31 Maret 2013 pukul 07.00 WIB, dua sustersama satu dokter
datang ke ruangan. Anak saya menjerit, pas saya lihat dokter itu
menggunting jari tangan anak saya sampai berdarah, enggak dibius dulu,"
tutur Romauli saat ditemui Kompas.com di ruang rawat sang anak di RS
Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa
(9/4/2013) malam.
Ketika Romauli menanyakan langkah tersebut, dokter yang memotong jari
Edwin mengatakan hanya ingin menggunting bagian kuku bayi yang
dianggapnya telah mati. Namun, Romauli jelas melihat bahwa dokter itu
menggunting dua ruas jari telunjuk sang bayi hingga berdarah.
Romauli mengaku kecewa atas upaya medis sepihak yang dilakukan pihak
rumah sakit. Apalagi, yang paling membuat orangtua sakit hati adalah
tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu kepadanya atas langkah sang
dokter tersebut. Padahal, lanjut Romauli, upaya dokter tersebut bisa
mengakibatkan putra pertamanya cacat seumur hidup.
Gonti Laurel Sihombing (34), ayah sang bayi, melanjutkan, ia sempat
mendapatkan surat pemberitahuan operasi beberapa hari sebelum insiden
tersebut. Namun, Gonti sama sekali tak menyangka bahwa operasi yang
dimaksud dalam surat itu adalah menggunting jari sang bayi.
"(Pemotongan) itu saya kira bukan operasi. Karena kalau operasi harusnya
di ruangan operasi, tapi ini di dalam kamar rawatnya sendiri. Enggak
pakai obat bius lagi oleh dokternya. Anak saya bukan hanyanangis, tapi
juga menjerit," ujar Edwin.
Semula Edwin dibawa ke RS Harapan Bunda pada 20 Februari 2013 karena
demam tinggi. Di ruang IGD khusus anak, dokter memberikan sejumlah
penanganan, mulai dari cairan infus di punggung tangan kanan, obat
antikejang lewat dubur, hingga peralatan bantu pernapasan.
Keanehan mulai tampak pada hari ketiga perawatan. Jari telunjuk hingga
titik infus di tangan kanannya mengalami pembengkakan. Bahkan,
lama-kelamaan mengeluarkan nanah hingga tampak membusuk.
Kondisi itulah yang kemudian berujung pada amputasi dua ruas jari
telunjuk Edwin menggunakan gunting oleh dokter rumah sakit tanpa
sepengetahuan kedua orangtua bayi. Kini, dua ruas jari telunjuk tangan
kanan Edwin hilang berganti balut perban.
Pasangan suami istri tersebut hanya bisa pasrah atas insiden ini. Mereka
berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya untuk mengobati jari
Edwin hingga sembuh. Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun
pihak rumah sakit yang bisa ditemui untuk mengonfirmasi persoalan ini.
Post a Comment