Foto: dok.detikFinance
Jakarta - Pemerintah belum beri kepastian kapan harga BBM subsidi bakal dinaikkan dan berapa besaran kenaikan harga tersebut. Namun waktu tepat menaikkan harga BBM subsidi adalah usai lebaran, atau sekitar Agustus dan September.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, kebijakan kenaikan harga BBM subsidi tersebut harus mempertimbangkan harga-harga komoditas lainnya.
"Timing-nya saat harga rendah, saat deflasi," ungkap Suryamin kepada wartawan di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/5/2013).
Sementara, pada Juni menurut Suryamin bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru. Kemudian pada Juli adalah masuknya bulan puasa. "Biasanya harga turun itu habis lebaran atau bulan-bulan dalam pertengahan tahun, pokoknya sebelum anak masuk sekolah dan puasa," pungkasnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menyatakan, saat habis lebaran sangat menungkinkan terjadi deflasi. Sebab, harga komoditas seperti pangan menurun drastis.
"Kan awal Agustus lebaran. Bayangan saya Agustus itu inflasinya kecil karena biasanya harga barang-barang cenderung turun," sebutnya di kesempatan yang sama.
Sementara pada September ada panen beras tahap kedua yang dapat menurunkan harga beras.
"September juga turun karena puncak panen kedua. Puncak panen pertama Maret, panen berikutnya Agustus kecil, September-Oktober berpeluang deflasi karena puncak panen kedua juga," tutupnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, kebijakan kenaikan harga BBM subsidi tersebut harus mempertimbangkan harga-harga komoditas lainnya.
"Timing-nya saat harga rendah, saat deflasi," ungkap Suryamin kepada wartawan di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/5/2013).
Sementara, pada Juni menurut Suryamin bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru. Kemudian pada Juli adalah masuknya bulan puasa. "Biasanya harga turun itu habis lebaran atau bulan-bulan dalam pertengahan tahun, pokoknya sebelum anak masuk sekolah dan puasa," pungkasnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menyatakan, saat habis lebaran sangat menungkinkan terjadi deflasi. Sebab, harga komoditas seperti pangan menurun drastis.
"Kan awal Agustus lebaran. Bayangan saya Agustus itu inflasinya kecil karena biasanya harga barang-barang cenderung turun," sebutnya di kesempatan yang sama.
Sementara pada September ada panen beras tahap kedua yang dapat menurunkan harga beras.
"September juga turun karena puncak panen kedua. Puncak panen pertama Maret, panen berikutnya Agustus kecil, September-Oktober berpeluang deflasi karena puncak panen kedua juga," tutupnya.
Post a Comment