Digagas sendiri dan diperebutkan setiap dua tahun, Indonesia malah kesulitan menjadi juara Piala Sudirman. Menpora Imam Nahrawi sampai turut penasaran kenapa pasukan 'Merah Putih' susah payah meraih trofi kejuaraan beregu campuran dua tahunan tersebut.
Sejak diperebutkan pada tahun 1989, baru sekali saja Indonesia bisa menjadi juara Piala Sudirman. Setelah itu, tak sekalipun Indonesia bisa membawa pulang trofi itu lagi.
Piala Sudirman kembali bergulir mulai 10-17 Mei di Dongguan, China. Indonesia berada satu grup bersama Denmark dan Inggris.
Imam mempunyai harapan besar Liliyana Natsir dkk. bisa membawa prestasi itu. Tak cuma dibebankan kepada pemain, pemgurus diharapkan juga mempunyai tekad besar untuk meraih gelar juara di ajang tersebut.
“Saya kira dengan tekad bulat dan semangat yang besar, kita akan kembali menjadi juara Sudirman Cup. Yang kedua, mereka harus terlibat secara emosional dan terlibat lagi secara spiritual. Karena pengetahuan tanpa spiritual itu tidak bisa Yang ketiga, saatnya PBSI untuk berikrar target juara umum di Surdiman bisa,” kata Imam, dalam acara Sport Forum yang diadakan oleh detikSport di Gedung Aldevco, Warung Buncit Raya, Jakarta, Selasa (31/3).
“Kami juga meminta masyarakat mendukung bulutangkis Indonesia selain sepakbola, serta terlibat dalam reformasi ini untuk peningkatan prestasi bulutangkis," tutur Imam.
Di tahun 1989, Indonesia menjadi juaranya. Kala itu, Indonesia mengalahkan Korea Selatan di final. Sejak itu pasukan Merah Putih tak pernah lagi berjaya. Enam kali setelah itu, Indonesia hanya bisa mencapai final dan berakhir menjadi runner-up 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007. Malah, sejak tahun 2009 Indonesia sulit mencapai partai puncak.
sumber
Post a Comment