Mariam Veiszadeh menjadi target pelecehan bernada rasis oleh kelompok sayap kanan dan supremasi kulit putih.
Seorang perempuan muslim di Australia menjadi target pelecehan rasis dari kelompok sayap kanan dan supremasi kulit putih di dunia maya. Namun, gerakan untuk membelanya tidak kalah kuat.
Ceritanya dimulai dari sepotong kaus yang dijual di jaringan gerai busana di Australia. Tahun lalu, beberapa cabang toko tersebut mulai menjual singlet bertuliskan pesan kontroversial.
Di bawah gambar bendera Australia, sederet kalimat berbunyi, "Jika Anda tidak menyukainya, tinggalkan saja".
Slogan itu dapat dibaca sebagai pesan bernada negatif yang ditujukan untuk kelompok imigran di negara tersebut, dan makna itulah yang diambil oleh Mariam Veiszadeh.
Ia adalah seorang pengacara, dan pembela terkemuka di antara komunitas muslim di Australia. Ia merilis foto kaus tersebut di halaman Twitternya, dan menulis, “Saya marah karena #WOOLWORTHS sepertinya menjual kaus dengan pesan berbau kebencian ini toko-toko mereka.”
Pesan itu mulai menarik perhatian di dunia maya dan toko yang menjual kaus tersebut dengan cepat menarik produk yang bersangkutan.
Tapi itu bukan akhir dari cerita. Berbulan-bulan sejak kejadian tersebut, Veiszadeh mengalami pelecehan dari ekstremis di seluruh dunia.
Hal itu dimulai ketika Australia Defence Group, sebuah kelompok sayap kanan, membagi komentarnya dengan 5.000 fans di halaman Facebook mereka. Salah satu dari mereka - seorang perempuan berusia 22 tahun - melacak Veiszadeh di Facebook dan mulai merilis pelecehan bernada rasis. Insiden ini dilaporkan ke polisi dan pekan lalu perempuan anggota kelompok sayap kanan itu dituntut oleh polisi di Queensland.
Pesan kebencian
Kemudian pada Jumat (20/02), sebuah blog supremasi kulit putih yang berbasis di AS - dengan jumlah pengikut yang signifikan di Australia - melangkah lebih jauh. The Daily Stormer menerbitkan sebuah artikel yang menggunakan bahasa kasar mengenai Veiszadeh, dan mengajak pembaca untuk bertindak."Pembaca, saya pikir kita semua tahu apa yang harus dilakukan di sini. Buka akun Twitter Anda – buat akun baru sebanyak yang Anda bisa ... Kita harus menjadi semenyakitkan mungkin, dan kita perlu menyinggung perasaan agama Islamnya juga."
Mengikuti aba-aba itu, semua pengikut blog tersebut mulai mengirimkan pesan penuh kebencian ke akun Twitter Veiszadeh - dan ia meminta pengikutnya untuk melaporkan akun-akun tersebut ke Twitter. Ia sendiri adalah salah satu yang pertama untuk menggunakan tanda pagar #IStandWithMariam.
Warga Australia mulai menggunakan tagar tersebut untuk menuliskan pesan baik. Tagar tersebut muncul lebih dari 3.000 kali hanya dalam waktu dua hari.
‘#IStandWithMariam karena jenis kelaminnya, agamanya dan politiknya tidak relevan. #IStandWithMariam karena ia adalah warga Australia yang bagus & baik’, tulis seseorang.
Akun lainnya menulis, ’#IStandWithMariam melawan rasisme, fanatisme, diskriminasi & Islamofobia. Begitu juga Australia’.
Tagar #IStandWithMariam bahkan juga digunakan anggota parlemen asal Melbourne, Adam Bandt, yang juga aktif melaporkan akun-akun pengguna yang menuliskan kicauan rasis terhadap Veiszadeh.
SUMBER
Post a Comment