Sebagian wilayah kota Qusair telah hancur diserang pasukan pemerintah dan pejuang Hizbullah.
Palang Merah Internasional mengatakan situasi kota Qusair yang tengah dikepung oleh militer Suriah berada dalam kondisi genting.
Lembaga itu juga meminta adanya akses ke Qusair untuk bisa segera memberikan bantuan.
Ribuan warga sipil diperkirakan terjebak di kota yang berada tidak jauh dengan perbatasan Libanon itu.
Palang Merah juga mengatakan pertempuran antara kubu pemberontak dengan pemerintah Suriah telah membuat pasokan obat, makanan dan air menjadi langka.
Aktivis kelompok oposisi mengatakan kepada BBC pada hari Jumat (31/05) ada sekitar 30 ribu warga sipil yang masih berada di kota Qusair.
Kawasan Qusair yang dikuasai oleh kelompok pemberontak saat ini telah dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah dan pejuang Hizbullah.
Utamakan warga sipil
"Warga sipil dan mereka yang mengalami luka adalah kelompok paling beresiko jika pertempuran terus berlanjut," kata Ketua Operasi ICRC di Suriah, Robert Mardini.
Kantor Sekjen PBB juga telah meminta kepada dua kelompok yang bertikai untuk mengijinkan warga sipil di kota itu keluar.
Wartawan BBC di Jenewa, Imogen Foulkes mengatakan adanya fakta yang bahwa ICRC dan PBB mengeluarkan pernyataan soal kondisi Qusair dalam waktu yang sama menunjukan betapa putus asanya kedua lembaga itu terhadap situasi yang terjadi saat ini.
Namun pernyataan bahwa Qusair berada dalam kondisi gawat dimentahkan oleh Rusia.
Mereka mengkritisi sikap PBB yang tidak bersuara saat Qusair dikuasai oleh pemberontak.
Qusair merupakan kota yang terletak sekitar 10 km dari perbatasan Libanon dan merupakan salah satu lokasi kunci dalam jalur penyaluran logistik maupun penyelundupan senjata ke Suriah.
Kota ini juga terletak dekat dengan jalan utama yang menghubungan kota Homs dengan Damaskus.
Post a Comment