Situs Gunung Padang terdiri dari lima bangunan yang tersusun oleh batu. Potongan-ptongan batu tersebut ternyata merupakan bentukan alami dan kemudian disusun.
"Batuan tersebut merupakan batuan alami yang berasal dari magma," ujar Arkeolog UI, Ali Akbar, di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2013).
Sayangnya, belum diketahui kelompok masyarakat yang membangun situs Gunung Padang. Namun, pembangunan situs Gunung Padang telah memakai teknik semen.
Akbar menjelaskan, pihaknya melakukan pengujian pada perekat yang mengubungkan beberapa batu. Hasilnya, diduga perekat tersebut adalah semen purba.
"Seperti adonan purba yang 45 persen punya kandungan besi," ucapnya.
Lalu berapa usianya? Ternyata usia semen tersebut sekitar 5.900 tahun Sebelum Masehi (SM).
Di dalam situs Gunung Padang yang berbentuk trapesium itu juga diduga terdapat ruangan rongga di dalamnya. Rongga itu bisa jadi sebuah ruangan. Tinggi situs tersebut sekitar 110 meter.
"Di dalamnya ada anomali. Bisa jadi ruang," ujar Ali.
Menurut Akbar, pihaknya terus melakukan penelitian di Gunung Padang. Pada penelitian sebelumnya dilakukan dengan menggunakan citra satelit.
"Arsitek yang menarik ada terasering menunjukan bangunan ini bagian atasnya dan kakinya aja," terangnya.
Beberapa peneliti dari bagian geologi sempat melakukan pengeboran sedalam 3 meter. Uniknya, di dalam tubuh situs Gunung Padang, batu-batunya berada dalam posisi rebah dan hal itu membuktikan bangunan tersebut disusun oleh manusia.
"Di kedalaman 4 meter ada pasir di bawah pasir ada batu lagi. Arkeolog saat eskavasi di dalam 2 meter ada struktur. Batunya disebut Kekar tiang," jelasnya.
Lucunya, beberapa batu di situs ini sempat digunakan oleh warga untuk dijadikan pagar dan dasar jalan. "Warga tidak mengetahuinya. Jauh sebelum dilakukan eskavasi," ucapnya.
Post a Comment