Sebelum meninggalkan dunia fana, Ustaz Jeffry Al Buchori (Uje) menyimpan kesan yang amat dalam bagi publik. Setiap menyampaikan ceramah, dai yang dikenal gaul itu memiliki gaya dan kekhasan sendiri saat berbicara di depan publik.
Dalam menyampaikan dakwahnya, tidak jarang ucapan-ucapan yang disampaikannya pun selalu menyisipkan kata-kata gaul. Cara itu dapat mendekatkan dirinya dengan jamaah muda yang mendengarkan ceramahnya secara langsung.
Tidak hanya itu, Uje juga menjadi trendsetter busana muslim. Setiap berceramah, suami Pipik Dian Irawati ini selalu tampil dengan baju koko modern, sarung yang dipasang dengan gayanya sendiri.
Ada beberapa hal yang menjadikan Uje begitu dikenal bagi umat muslim di Tanah Air, bahkan dunia. Berikut rangkumannya:
1. Pakai bahasa jack, bro, brur, fren dan coy
Dalam ceramah-ceramahnya, Ustaz Jeffry selalu berusaha mendekati jamaah-jamaahnya dengan bahasa yang mudah dicerna. Tidak jarang pula, dia menyisipkan sejumlah kata gaul di dalam ucapannya.
Tidak sedikit ucapan gaul yang kerap dikatakannya di depan jamaah. Di antaranya "oke coy, oke jack, bro, brur, hingga fren".
Ucapan Uje selalu disambut senyum para jemaahnya. Mereka pun tak bosan mendengar ustaz muda ini bicara berjam-jam.
2. Sarung gaul
Uje mendobrak kebiasaan konvensional yang dipakai sejumlah ustaz lainnya saat berceramah. Jika para penceramah lain berdiri dengan memakai busana baju koko, peci dan sarung, pria kelahiran 12 April 1973 itu berupaya tampil seapik mungkin.
Tak jarang, penampilannya itu menjadi trendsetter bagi remaja muslim lainnya. Baju muslim, mulai dari atasan hingga bawahan menunjukkan kekhasan yang belum pernah ditunjukkan ustaz lain. Seperti baju koko yang selalu diwarnai aneka warna dan gambar tanpa menghilangkan identitas Islam di dalamnya.
Selain koko, sarung yang dikenakannya pun juga sangat unik. Cara mengenakannya sama dengan sarung lainnya, hanya saja Uje mengikatnya di pinggang bagian kanan. Pakaian ini terasa nyaman saat dia mengendarai motor kesayangannya.
3. Tak menggurui jemaah
Di setiap ceramahnya, Uje tidak pernah terlihat berusaha menggurui seluruh jamaahnya. Ketika menceritakan soal kebaikan, ayah empat anak ini pun tak pernah mengeluarkan kalimat perintah dalam setiap ucapannya.
Uje berusaha mengajak jamaahnya dengan memberi contoh dirinya sendiri. Seperti dalam sebuah ceramah, namanya selalu disusupkan sebagai bagian dari dakwahnya.
Beberapa ucapan itu antara lain, "Berikut dengan saya", "Coba kalau yang baca uje" dan lain-lain.
4. Tidak sok alim
Pengalaman adalah guru yang terbaik, barang kali itu menjadi pegangan Uje dalam menyampaikan pesan-pesan dalam setiap kali berceramah. Dia pun tidak pernah berupaya tampak alim dalam sehari-harinya.
Dalam beberapa kesempatan, Uje terkadang memasukkan pengalamannya saat menjadi pecandu narkoba. Dia bahkan pernah bercerita merasa jauh dari Tuhan saat menjalani masa mudanya.
Tak hanya itu, saat berceramah dia pernah meledek orang yang kebetulan berada di sampingnya. Namun, ia pun meminta maaf kepada mereka.
5. Dakwah di mana saja
Ketika memulai karier sebagai penceramah, Uje memulainya dari sebuah majelis taklim di sebuah masjid dekat Mangga Dua, Jakarta Pusat. Sejak dikenal publik, dia tidak pernah melupakan meninggalkan untuk berceramah di majelis taklim sekalipun.
Tak hanya di tempat ibadah, Uje kerap berceramah di sejumlah tempat, bahkan Cafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dia pernah berceramah meski tidak dihadiri jamaah. Hal itu terjadi beberapa jam sebelum ustaz gaul ini meninggal dunia usai kecelakaan.
Uje bersama rombongan motor itu tiba di lokasi pertemuan sekitar pukul 22.30 WIB. Di tempat itu Uje dan rekan-rekanya membicarakan mengenai program acara Uje di dua stasiun televisi. Di saat bersamaan, dia melihat seorang SPG rokok diusir satpam.
Tanpa banyak bicara, satpam itu pun ditegurnya. Dia pun mengeluarkan uang Rp 200 ribu dan diberikan kepada SPG sekaligus menyerahkan satu selop rokok kepada satpam tersebut. Saat ditanya rekannya soal itu, dia hanya menjawab "Biarin ini rezeki dia".
Post a Comment