PT Kereta Api Indonesia (KAI) diminta lebih kooperatif dan transparan dalam memberikan informasi kepada penumpang. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan itu usai mendapatkan pengaduan dari penumpang kereta.
Alfian seorang pedagang yang rutin naik KRL, pernah diberhentikan di Stasiun Kampung Bandan karena kereta yang dinaikinya tidak melanjutkan perjalanan ke stasiun berikutnya. Karena itu, ia mengadukan kejadian ini kepada Dahlan.
"Informasi dari adanya gangguan penting dilakukan. Jadi PT KAI itu harus ngomong apa adanya kepada penumpang. Setelah itu berikan pengumuman berikutnya dan diusahakan ada kereta berikutnya yang mengangkut penumpang. Karena kalau tidak diumumkan membuat warga kesulitan," tegas Dahlan di hadapan Direktur Utama KAI Ignasius Jonan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/5/2013).
Namun pihak KAI berdalih, kereta berhenti karena ada beberapa penyebab, seperti adanya gangguan di depan atau ada kereta yang mogok sehingga kereta yang bersangkutan harus menunggu. Dengan waktu yang cukup lama untuk menunggu, para penumpang akhirnya keluar dan berjalan kaki ke stasiun berikutnya. Alasan kedua adalah gangguan persinyalan sehingga macet memanjang.
Namun Dahlan punya alasan sendiri, dan mengimbau KAI agar transparan memberikan informasi kepada penumpang.
"Penjelasan saja tidak cukup sehingga memang gangguan terbanyak dari KRL Ekonomi dan korbannya adalah penumpang KRL yang lainnya. Padahal komunikasi yang harus disampaikan adalah KAI tidak ingin mengoperasikan kereta yang sering rusak dan bayangkan dalam waktu satu tahun gangguannya lebih dari 6.000 kali (KRL Ekonomi Non AC)," jelasnya.
Post a Comment