Ade22News ___TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANYA___
Home » » Boru Ginting Dihabisi Saat Hamil 6 Bulan

Boru Ginting Dihabisi Saat Hamil 6 Bulan

Ditulis Oleh adeNEWS Pada Hari Wednesday, 1 May 2013 | 00:08

Tersangka kasus pembunuhan terhadap Wanudya Minaula Ginting, diketahui adalah seorang gigolo. Polisi memastikan, pelaku utamanya adalah Erlangga Bakti (27) yang mempunyai inisiatif untuk membunuh korban. Sementara, tersangka lain, Arfan Makmur (29) bertugas sebagai eskekutor.




Direktur Kriminal Reserse Umum Polda Metro Jaya, Kombes Toni Harmanto mengatakan, awalnya tersangka Erlangga merasa sakit hati kepada korban.

“EB mengaku kekasih korban, baru lima bulan kenal dari BBM, dan intensif selama satu bulan dan sebenarnya dia ini adalah gigolo,” kata Toni, Kamis (14/3).

Toni menjelaskan, Erlangga mengaku teman kencan korban. Setiap kali kencan, Erlangga dibayar Rp2 juta oleh korban. “Setiap ingin berhubungan dibayar Rp2 juta,” ucapnya.

Pembunuhan terjadi lantaran korban mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati si pelaku. Polisi juga masih menelusuri sebab pasti hingga memancing niat pelaku untuk membunuh.

“Masih didalami kenapa kata-kata itu keluar, yang jelas setelah yang bersangkutan melakukan tugasnya, mungkin korban tidak puas, tapi itu masih kita dalami,” ujarnya.

Dari situ, timbul niat untuk membunuh korban. Korban kemudian mengajak Arfan Makmur untuk melakukan perbuatan itu.

Keduanya ditangkap setelah adanya penemuan jasad Wanudya di Apartemen Green Park View Tower F lantai 11 Nomor 22, kemarin sekira pukul 15.30 WIB. Polisi kemudian menangkap keduanya di dua lokasi yang berbeda, Erlangga di Japos Tangerang dan Arfan ditangkap di Pesanggrahan, Kebayoran Lama, dini hari kemarin.

Otak pembunuhan diketahui sebagai teman kencannya sendiri, Erlangga Bakti (27).

“Sementara peran pelaku lainnya, yakni Arfan Makmur hanya sebagai pembantu eksekusi saja. Yang nyimpan dendam itu Erlangga,” kata Kanit Reskrim Polsek Metro Cengkareng, AKP Khoiri.

Dari keterangan Erlangga, Wanudya dibunuh karena sering bersikap seenaknya kepada Erlangga. Bahkan, korban juga kerap mengeluarkan kata-kata kasar dan memaki pelaku.

Korban kerap berlaku seenaknya, kata Khoiri, lantaran merasa memiliki kelebihan dalam hal finansial dibanding pelaku. “Tersangka mengaku sering dimaki-maki dengan kata-kata kasar. Akhirnya tercetuslah rencana pembunuhan itu,” kata Khoiri.

Sementara, Arfan Makmur (29) yang merupakan eksekutor pembunuh Wanudya Minaula Ginting, dibayar oleh Erlangga Bakti (27) sebesar Rp5 juta.

Erlangga Bakti dan Arfan Makmur belum lama kenal, baru sekira dua bulan. Arfan Makmur merupakan teknisi servis AC di kawasan Cengkareng, sesekali dia juga bekerja di apartemen tempat korban tinggal.

” Rabu, kedua pelaku datang ke apartemen korban. Arfan Makmur dan Erlangga Bakti masuk, Arfan Makmur mencekik korban dan menghunus pisau dua kali ke perut. Korban pun jatuh. Arfan Makmur menahan korban, Erlangga Bakti kemudian membantu menutup mulut korban dengan seprai. Kemudian leher korban digorok dari sisi kanan,” cerita Toni.

Atas perbuatan ini, keduanya dijerat dengan Pasal 340 KUHP dan atau 338 KUHP. Dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup, maksimal hukuman mati.

Sementara, dari hasil otopsi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), korban pembunuhan di Apartemen Green Park View, Tower F Lantai 11 no 22, Cengkareng, Jakarta Barat, Wanudya Minaula Ginting (25) tengah hamil 6 bulan.

Kini jenazah putri dari seniman dan aktivis asal Surabaya Bambang Haryanto Ginting itu telah dimakamkan di TPU Bibis Karah, Surabaya, dekat rumah duka Jalan Karah Agung 4 No 16.

“Berdasarkan pemeriksaan visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, korban sedang hamil 6 bulan saat dibunuh,” ujar Kepala Humas Polrestro Jakarta Barat, Kompol Titien Wirantina, saat ditemui di kantornya, Kamis (14/3).

Titin mengatakan, motif pembunuhan tersebut belum diketahui secara pasti. Kedua pelaku masih dalam pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya.

“Detail ceritanya belum tahu. Tapi yang jelas ini persoalan sakit hati,” katanya.

Dua pelaku pembunuhan yang diringkus polisi adalah Erlangga Bakti (27) dan Arfan Makmur (29), diamankan Rabu (13/3) malam di Japos, Tangerang dan Pesanggrahan, Kebayoran Lama. Keduanya mengaku sakit hati tapi belum jelas dalam hal apa. Tak ada benda berharga yang diambil dari tangan korban.

“Hanya mengambil HP korban,” sambung Kasat Reskrim Polres Jakbar AKBP Hengky Haryadi, saat dikonfirmasi, kemarin. Diduga Erlangga menjalin hubungan dengan korban.

Anak Tunggal Pecinta Seni

Semenjak ditinggal ayahnya Bambang Haryanto Ginting, Wanidya Minola Ginting memang sering merindukan sosok ayah. Pada status Facebook, Wanidya mengungkapkan kerinduannya terhadap sang ayah.

Almarhum Wanidya Minola Ginting menulis sebuah status di Facebook 4 Maret 2013. Status itu berbunyi,” Happy B’Day Bapak in Heaven.. Tawamu, Candamu, Kerasmu, Marahmu, Pelukanmu, Ajaranmu, Marahmu dan Semua Tentangmu akan Slalu kami simpan sebagai Kenangan. Putri Kecilmu ini Merindukan Pelukan Hangatmu.”

“Saya nggak ada firasat, karena saya selalu kontak dengan anak saya (Minola Ginting),” kata Ngesti Wiludjeng di rumah duka.

Ngesti tak berhenti meratapi nasibnya. Setelah ditinggal oleh suaminya pada September 2003 lalu, kini perempuan berkerudung ini harus ikhlas kehilangan anak semata wayangnya.

“Saya sudah ditinggal dua orang,” tutur perempuan yang juga seorang guru Geografi di SMA Ta’miriyah Surabaya ini sambil terisak.

Ngesti mengaku, tak percaya Wanidya Minola Ginting (25) tewas dibunuh.

“Saya masih tak percaya kejadian ini, pelakunya tega, tusuk-tusuk tubuh anak saya. Dan saya juga tidak bisa melindungi anak saya,” kata Ngesti.

Sambil terisak Ngesti menyesali dirinya yang tak bisa merawat anak semata wayangnya itu. “Dia kesakitan, ditusuk, saya nggak bisa merawat dia,” ratap Ngesti.

Para pelayat di rumah duka didominasi oleh para seniman lawas Surabaya. Hal ini disebabkan almarhum ayah Wanidya, Bambang Haryanto Ginting, dikenal sebagai seniman dan aktivis di kota tersebut. Wanidya dikenal sebagai anak yang penurut, santun dan hormat.

“Wanidya orangnya santun,” kata seniman dan penulis Henri Nurcahyo.

Wanidya Minola Ginting sempat disebut-sebut bekerja di Jak TV. Perempuan 25 tahun ini bukan awak media, melainkan bekerja di Event Organizer (EO) bidang kesenian.

Hal ini ditegaskan oleh ibu korban, Ngesti Wiludjeng. Anak semata wayangnya itu menuruni bakat almarhum ayahnya, Bambang Haryanto Ginting, yang bekerja di bidang seni.

“Setahu saya, anak saya (Wanidya Minola Ginting) bekerja EO kesenian, bukan di Jak TV. Saya kenal semua teman-teman kerjanya, saya juga tahu jadwal kerjanya. Selama dia di Jakarta, saya selalu kontak dengan anak saya ini,” kata Ngesti.

Beberapa rekan Wanidya mengatakan hal serupa. Beberapa waktu lalu, rekan Wanidya sempat berkunjung dalam kegiatan di Gedung Kesenian Jakarta. Menurutnya, Wanidya masih setia menjalankan profesinya yang turunan dari bapaknya itu.

“Seperti ayahnya, Dyah (sapaan Wanidya Minola Ginting), merupakan aktivis dan event organizer (EO) kesenian. Saya pernah bertemu Dyah di Galeri Kesenian Jakarta beberapa waktu lalu,” tukas Henry, salah satu rekan Wanidya.

Sementara, seorang kerabat menyebutkan, Wanidya kabarnya memang sempat diterima dalam tes kerja di Jak TV. Namun, Wanidya belum sempat menindaklanjuti perkembangan job-vacancy tersebut.

Wanidya Minola Ginting ditemukan tewas di Apartemen Green Park View, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (13/3).
Copy Berita ini KE :

Post a Comment