1. Rani dipaksa menemani karaoke teman Kapolres
Raya Situmeang menyebut anaknya tidak betah ditempatkan di Polres Mojokerto. Hal ini karena Rani selalu dieksploitasi oleh atasannya, Kapolres Mojokerto. Bahkan Rani kerap diminta menemani karaoke teman-teman Kapolres.
"Anak saya pulang sampai larut malam, padahal besok paginya harus sudah berdinas lagi, satu sisi anak saya ingin menolak dan melawan, tapi itu adalah atasannya," terang Raya yang tak kuasa menahan sedihnya.
Kapolres Mojokerto pun menurutnya suka mengancam bahkan menyita ponsel-nya untuk dijadikan jaminan, bahwa Briptu Rani benar-benar mau menemani teman-temannya.
"Temennya (Kapolres) banyak, Rani disuruh menemani karaoke," imbuh Raya yang sesekali tampak berkaca-kaca.
"Anak saya pulang sampai larut malam, padahal besok paginya harus sudah berdinas lagi, satu sisi anak saya ingin menolak dan melawan, tapi itu adalah atasannya," terang Raya yang tak kuasa menahan sedihnya.
Kapolres Mojokerto pun menurutnya suka mengancam bahkan menyita ponsel-nya untuk dijadikan jaminan, bahwa Briptu Rani benar-benar mau menemani teman-temannya.
"Temennya (Kapolres) banyak, Rani disuruh menemani karaoke," imbuh Raya yang sesekali tampak berkaca-kaca.
2. Rani dilecehkan Kapolres
Ibunda Briptu Rani, Raya Situmeang membeberkan alasan putrinya kabur dari tugas tiga bulan terakhir di Polres Mojokerto. Bercerita dengan sesekali matanya tampak berkaca-kaca, Raya Situmeang mengungkapkan perlakuan buruk atasan putrinya selama bertugas.
Menurut Raya, Briptu Rani sering diminta menemani karaoke rekan Kapolres. Kekesalan gadis 25 tahun itu memuncak tepatnya tiga bulan. Rani yang geram dengan ulah atasannya memutuskan untuk tidak kembali ke kesatuannya itu.
"Benar Rani saat itu kabur ke Bandung, karena memang sudah kesal," jelasnya.
Ulah nakal oknum Kapolres Mojokerto tak cuma sampai di situ. Rani yang merupakan ajudannya pernah diperlakukan tidak senonoh. Kata Raya, Saat mengukur baju dinas, Kapolres tiba-tiba ingin mengukur dan menempelkan tangan ke badannya.
"Di situ dia juga sempat memegang bagian tubuh Rani," jelasnya.
Menurut Raya, Briptu Rani sering diminta menemani karaoke rekan Kapolres. Kekesalan gadis 25 tahun itu memuncak tepatnya tiga bulan. Rani yang geram dengan ulah atasannya memutuskan untuk tidak kembali ke kesatuannya itu.
"Benar Rani saat itu kabur ke Bandung, karena memang sudah kesal," jelasnya.
Ulah nakal oknum Kapolres Mojokerto tak cuma sampai di situ. Rani yang merupakan ajudannya pernah diperlakukan tidak senonoh. Kata Raya, Saat mengukur baju dinas, Kapolres tiba-tiba ingin mengukur dan menempelkan tangan ke badannya.
"Di situ dia juga sempat memegang bagian tubuh Rani," jelasnya.
3. Rani berada di Jakarta dan depresi
25 April lalu pihak kepolisian menetapkan status DPO alias buron kepada polwan cantik, Briptu Rani Indah Yuni Nugraeni. Ibunda Rani, Raya Situmeang, berang dengan status tersebut.
Dia menegaskan bahwa putrinya itu bukan penjahat hingga harus dinyatakan buron. "Saya jamin anak saya ada, dan sekarang berada di Jakarta bersama om nya," kata Ibu Rani, Raya Situmeang, kepada merdeka.com di kediamannya di bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Menurutnya, sejak kabur dari Polres Mojokerto Januari lalu tempatnya berdinas, Rani kerap depresi. Perempuan 25 tahun itu sulit untuk bersosialisasi.
"Saya sering kontak-kontakan, menanyakan sudah minum obat belum, gimana perkembangannya," kisah Raya.
Dia meminta polisi mencabut status DPO terhadap putri sulungnya itu. Kalau pun ada yang ingin menemui, ia siap menerimanya.
Dia menegaskan bahwa putrinya itu bukan penjahat hingga harus dinyatakan buron. "Saya jamin anak saya ada, dan sekarang berada di Jakarta bersama om nya," kata Ibu Rani, Raya Situmeang, kepada merdeka.com di kediamannya di bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Menurutnya, sejak kabur dari Polres Mojokerto Januari lalu tempatnya berdinas, Rani kerap depresi. Perempuan 25 tahun itu sulit untuk bersosialisasi.
"Saya sering kontak-kontakan, menanyakan sudah minum obat belum, gimana perkembangannya," kisah Raya.
Dia meminta polisi mencabut status DPO terhadap putri sulungnya itu. Kalau pun ada yang ingin menemui, ia siap menerimanya.
4. Rani dimusuhi atasan karena penampilan
Selain mengalami pelecehan seksual dan upaya eksploitasi oleh atasannya, Briptu Rani Indah Yuni Nugraeni juga kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan di tempatnya bekerja, Polres Mojokerto, Jawa Timur.
Perempuan 25 tahun itu sering dimusuhi oleh atasannya di lingkungan Mapolres Mojokerto. Atasan Rani itu perempuan berinisial LI berpangkat AKP.
"Jadi memang atasan anak saya itu sering diperlakukan tidak enak oleh LI," ucap ibunda Rani, Raya Situmeang, kepada merdeka.com, di kediamannya bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Entah apa maksud dari perilaku LI, namun diakui Raya, bahwa Rani kerap menjadi omongan lantaran penampilannya. Menurutnya, Rani selalu berupaya tampil serapi mungkin.
"Mungkin karena persaingan penampilan. Masak atasannya pernah bilang 'dasar lo so cantik. Ga perlu banyak penampilan. Dasar kamu tukang morotin lagi'," terangnya.
Perempuan 25 tahun itu sering dimusuhi oleh atasannya di lingkungan Mapolres Mojokerto. Atasan Rani itu perempuan berinisial LI berpangkat AKP.
"Jadi memang atasan anak saya itu sering diperlakukan tidak enak oleh LI," ucap ibunda Rani, Raya Situmeang, kepada merdeka.com, di kediamannya bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Entah apa maksud dari perilaku LI, namun diakui Raya, bahwa Rani kerap menjadi omongan lantaran penampilannya. Menurutnya, Rani selalu berupaya tampil serapi mungkin.
"Mungkin karena persaingan penampilan. Masak atasannya pernah bilang 'dasar lo so cantik. Ga perlu banyak penampilan. Dasar kamu tukang morotin lagi'," terangnya.
5. Ibunda sebut foto hot yang beredar bukan Rani
Ibunda Briptu Rani tidak tahu menahu soal foto hot yang beredar di dunia maya. Namun dia memastikan bahwa foto seorang perempuan yang mengenakan pakaian dalam itu bukan murni perbuatan putrinya.
"Yang saya tahu anak saya tidak mungkin melakukan perbuatan itu. Bohongan itu," kata Ibunda Rani, Raya Boru Situmeang, kepada merdeka.com, di kediamannya, di bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Foto itu memang telah beredar luas di BlackBerry Messanger. Foto-foto itu juga menyebar melalui jejaring sosial. Tampak seorang perempuan berfoto setengah badan, memang mirip anggota Polres Mojokerto itu. Perempuan berkulit putih itu menebar senyum. Diduga foto diambil seorang diri.
"Saya ga tahu lah, saya ga mau bicara banyak, tapi itu bisa saja perbuatan orang jahil," paparnya.
"Yang saya tahu anak saya tidak mungkin melakukan perbuatan itu. Bohongan itu," kata Ibunda Rani, Raya Boru Situmeang, kepada merdeka.com, di kediamannya, di bilangan Pasanggrahan, Ujung Berung, Bandung, Sabtu (25/5).
Foto itu memang telah beredar luas di BlackBerry Messanger. Foto-foto itu juga menyebar melalui jejaring sosial. Tampak seorang perempuan berfoto setengah badan, memang mirip anggota Polres Mojokerto itu. Perempuan berkulit putih itu menebar senyum. Diduga foto diambil seorang diri.
"Saya ga tahu lah, saya ga mau bicara banyak, tapi itu bisa saja perbuatan orang jahil," paparnya.
Post a Comment