Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sepertinya hilang kesabaran dalam mengurusi warganya di Muara Baru. Ahok selalu ketus bahkan tak jarang mengumpat bila ditanya persoalan relokasi warga Muara Baru.
Bahkan akibat makian dan umpatan ini, warga Muara Baru melaporkan Ahok ke Komnas HAM. Meski demikian mantan bupati Belitung Timur ini pun tak surut dan semakin keras mengkritik warganya sendiri.
Soal sikap, Ahok memang terlihat bertolak belakang dengan Jokowi yang lebih halus. Ahok kerap sering melontarkan kata-kata frontal jika sudah kesal.
Berikut lima pernyataan keras Ahok kepada warga Muara Baru:
1. Ahok sebut mafia tanah Muara Baru bajingan
Ahok masih kesal dengan sikap warga Muara Baru yang enggan dipindahkan ke Rusun Marunda. Padahal, Pemprov DKI Jakarta menyadari kalau warga Muara Baru membutuh kerja dan tempat tinggal di Ibu Kota.
"Karena itu kami sadar mereka butuh kerja, kami beli lahan. Kita kasih karena kita maklum anda tinggal di Jakarta mau kerja. Begitu mau dipindah ke rumah yang layak anda merasa dizolimi kan aneh," ujar Ahok di Mal Ciputra, Sabtu (11/5).
Ahok juga geram karena orang suruhannya diusir pakai golok saat datang ke Muara Baru. Bahkan Ahok menyebut ada mafia tanah di Muara baru.
"Di Jakarta memang ada orang yang mendapatkan uang dengan main tanah. Itu bajingan, kita anggap kalau ngambilin uang rakyat," katanya geram.
2. Ahok: Warga Muara baru di Jakarta mau hidup apa ngerampok?
Ahok terus berkomentar pedas terkait adanya penolakan warga Muara Baru yang enggan dipindahkan ke Rusun Marunda. Ahok masih heran kenapa warga lebih memilih meminta uang ganti rugi.
"Kalau anda gak punya kerjaan tapi menolak ke Marunda kan aneh. Jadi di Jakarta mau hidup apa mau ngerampok?," ujar Ahok di Mal Ciputra, Sabtu (11/5).
Selain itu, lanjut Ahok, untuk depan pihaknya akan menghapus uang kerohiman atau uang ganti rugi bagi warga yang digusur karena menempati lahan ilegal.
"Mereka ini ngemis-ngemis cari uang kerohiman. Nanti di DKI gak boleh ada lagi uang kerohiman. Jadi kalau relokasi dari sungai dari waduk manapun tidak ada yg namanya ganti rugi atau ganti untung," tegas Ahok.
3. Ahok sebut warga Muara Baru komunis
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan bersikap tegas terhadap penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Pluit. Rusun itu khusus diperuntukkan bagi warga bantaran Waduk Pluit.
Menurut Ahok, warga lain tidak bisa sembarangan menempati waduk tersebut. Bahkan, Ahok mengancam akan melaporkan ke polisi bagi warga yang bandel.
"Kalau enggak mau kita tangkap lapor polisi, enak saja emangnya komunis main duduk-dudukin. Kalau legal tanda tangan surat perjanjian," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (11/4).
Atas pernyataan tersebut Ahok kemudian dilaporkan ke Komnas HAM. Meski demikian Ahok membantah pernyataan soal komunis.
4. Ahok: Kalau miskin tahu diri
Ahok juga emosi saat menanggapi warga Pluit yang enggan direlokasi dari bantaran Waduk Pluit. Bahkan Ahok meminta warga Muara Baru Pluit sadar diri.
"Kasih rusun enggak mau. Maunya rumah yang rata. Ya kalau miskin tahu dirilah. Dikasih rumah, enggak mau," kata Ahok beberapa waktu lalu.
Ahok lalu mencontohkan orang kaya. Ia memperkirakan, orang kaya tidak akan betah tinggal di tanah karena ke depan pajaknya akan terus naik.
"Makanya semua akan berganti tinggal di apartemen. Kenapa? Karena bagi pajak. Kerena tanah itu pajaknya bagi bersama," ujar Ahok.
5. Ahok sebut warga Muara Baru kurang ajar mereka
Ahok tetap ngotot bahwa warga Waduk Pluit harus pindah. Menurut Ahok, mereka saat ini tinggal di atas tanah milik negara.
"Yang jelas warga harus keluar dari Waduk Pluit," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/5).
Menurutnya, selama ini warga tersebut tidak pernah membayar sepeser pun kewajiban terhadap negara. Tetapi, malah meminta uang ganti rugi setelah diminta untuk pindah.
"Mereka enggak pernah bayar sama negara. Sekarang disuruh pindah malah minta ganti rugi. Kurang ajar mereka," jelasnya.
Post a Comment